2010-08-16

Bangku Kaki Tiga

Di hadapan kedai gunting,
Tertancap mataku,
Terhadap sebuah bangku,
Ku kira fizikalnya biasa,
Berkaki tiga,
Berpewatakan usang.

Seorang muda,
Menghampirinya,
Lalu melabuhkan punggungnya,
Dia memandang jauh,
Kelihatan sedang dalam penantian.

Fikiranku berlari- lari,
Membawa aku ke sudut pujangga,
Mungkinkah seorang pelacur,
Pegawai kerajaan,
Anak muda putus cinta,
Si tua kepenatan,
Ahli politik penipu,
Pernah mendiami bangku tersebut?

Bangku berkaki tiga,
Fungsinya tidak langsung dihargai,
Juga tidak dihormati,
Namun jasanya,
Telah membantu,
Sang pelacur,
Pegawai kerajaan,
Anak muda putus cinta,
Si tua kepenatan,
Ahli politik penipu,
Melepaskan lelah masing- masing,
Membuat percaturan hidup,
Menyesali dosa lau,
Juga menghadapi hari bahgia.

10 tahun kemudian,
Jika bangku tersebut masih utuh,
Ku harap sumbangannya,
Mampu membina empayar manusia,
Walau aku mungkin sudah ‘dipanggil’….

No comments:

Post a Comment

How Covid - 19 pandemic made me come back as Kebaya Sendat Sepatu Merah

  It's been a while. As for me to start writing again. I've been losing myself for the past few years. I missed blogging. Showing of...