2012-07-22

katanya rindu

aku tidak tahu bulan terang atau tidak ini malam
jasadku hanya terperuk di ruangan kecil tanah
yang bangunannya konkrit semata
tanpa memberi nafas pada tumbuhan purbakala


aku bilang aku rindu
kerapkali aku menyoal
pada mata dan hati yang sering berkaca
dengan deraian tangisan hiba
tidak mampukah rindu terurai tanpa perlu bertentang?
tanpa perlu meninjau
mahupun menyentuh


cemburu dan prasangka
benar aku dikuasainya
tanpa penuh daya untuk menyingkir
untuk kekal rasa harmoni
aku belum mampu memadam
igauan ngeri dan pilu suatu masa dahulu
membuat aku terlihat-lihat semula
seperti dejavu yang kejam
kau dalam dakapan angin semilir adinda lain


katanya kalau cinta masih ikhlas
bantulah kita mencari hala tuju
katanya juga andai cinta masih suci
pastilah jiwa masih mempercayai dan kental
namun aku sudah hampir goyah
mengenangkan engkau yang terhalang
oleh orang-orang kesayangan dan petualang
hampir robos jiwa yang gundah
dan dikecam dari dalam


aku mahu engkau tiba bersama sayap si pari-pari
aku ingin kita berdua terbang
sambil berlari di atas awan
memijak si kepulan gebu putih
berlatarbelakangkan biru yang damai
aku dan engkau bergembira
berlari tanpa lelah, tanpa gundah, tanpa tanggungjawab
riang seenaknya dan cukup rasa


walau mustahil
aku masih ingin engkau yang aku rindui
mengusap tawa di balik hati sarat luka
setelah semua kekusutan
marilah kita pulang berpelukan dan bermaafan.




No comments:

Post a Comment

How Covid - 19 pandemic made me come back as Kebaya Sendat Sepatu Merah

  It's been a while. As for me to start writing again. I've been losing myself for the past few years. I missed blogging. Showing of...