2013-02-13

Rangkulan Bulu Putih


Diundang tanpa tangisan
Dijadikan harapan sang mama dan papa
Aku tidak pasti
Inikah jalan yang sehala atau bisa u-turn
Telah aku katakan pada engkau
Hembusan angin karbon monoksida itu kejam
Melumpuhkan seluruh paru-paru sedia bengkak

Terbaring dan telanjang
Anak patung beruang putih yang matanya tertutup bulu sendiri
Terlantar kaku bisu
Dipeluk aku hingga lemas
Meronta-ronta dia ingin terlepas
Aku menangis di bahunya
Aku muntahkan hati bertakung air mata
Dia bingung
“kali ini air mata kau penuh rasa duri dan berbau pedih”
Ujarnya pilu

Dia himpunkan bala tentera
Memanggil guru – guru alam
Si pengamal hidrosfera
Si penyelidik biosfera
Juga si pengkaji lithosfera
Dibentangkan segala khazanah
Digali segala harta
namun aku masih memeluk peha
merangkul tubuh bulu si patung beruang putih yang matanya tertutup bulu sendiri

2013-02-05

Pesta Untuk Dijual

Ada lekuk lembut pada kaki dililit tali
sambil dihembus puisi janggal
terkesot - kesot
menuju pesta separa sedar
ada sejambak bunga fuschia ditatang mantap
katanya hidangan afdhal
buat jejaka cantik
buat gadis tampan

dendangan lagu picisan mesra di telinga
bibir terukir tawa sinis
pesta riang gila sudah menerjah
ditaburi percikan api dalam igauan pra - matang
mengundang bauan hangit menyengat

bergelimpangan denyutan nadi
dirabak haruman fuschia yang tersebar
bergabung dan meletup
bersama titisan peluh serakah dan busuk
menanti untuk didagang
di balik pelabuhan ghaib
demi santapan bangsawan putih mulus.






How Covid - 19 pandemic made me come back as Kebaya Sendat Sepatu Merah

  It's been a while. As for me to start writing again. I've been losing myself for the past few years. I missed blogging. Showing of...